MAKALAH
Tentang
MYTHS ABOUT
COOPERATIVE LEARNING
TUGAS MATA KULIAH
PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN INDIVIDUAL
Dosen
Prof.Dr.Ungsi A O Marmai.M.Ed
Oleh
Dewi
Permata Sari,S.pd
1303908
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................
1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2 A.PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
B. PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
C. KESMPULAN.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 9
A.
PENDAHULUAN
Diantara setiap pertanyaan guru dan
administrator selama pelatihan pembelajaran kooperatif sebgian asumsi yang
tidak benar tentang bagaimana sekolah
seharusnya dan apa yang harus dilatih untuk dilakukan siswa,oleh kerena
itu pernyataan tersebut berdasarkan
asumsi yang salah dan mengeksplorasi
mitos tentang sekolah dan mengajar.
Dari makalah ini akan menjelaskan mitos-mitos
tentang pembelajaran kooperatif yang salah.selain itu makalahini juga
menjalaskan alasannya.
B.
PEMBAHASAN
Myth 1 :Schools Should Emphasize
Competition Because It’s a Dog-Eat-Dog World
Hal tersebut tidak
benar.Ini adalah dunia manusia- membantu manusia. Kita menyadari manusia
sebagai makhluk sosial salingmembutuhkan satu sama lain dan manusia membutuhkan
kerja sama dalam berbagai aktivitasnya. Kita hidup dalam keluarga dan ditengah-tengah
masyarakat dan diselenggarakan dengan kepentingan bersama.Dengan kemampuan yang
dimiliki manusia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kita hidup
di dunia yangsaling bergantung berjalan
terus menerus. Seperti sistem pendidikan pun melibatkan koordinasi banyak
individu untuk mencapai tujuan bersama, Karena kerja sama adalah bagian
integral dari eksistensi manusia.
Untuk
membuat kehidupan sekolah lebih realistis, Ruang kelas harus didominasi oleh
kegiatan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajarankooperatif setiap
siswabekerja sama, Dengan persaingan dan
kecepatan perubahan yang menyenangkan bagi siswa. Beberapa pekerjaan individual
dikerjakan siswa secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Pembelajaran
kooperatif mempersiapkan siswa
untukmelakukan pekerjaan secara bersama dengan kelompok kerjanya dan mengatur
prestasi individu dan kopetensi kerjasama dengan kelompok, berkontribusi
terhadap pencapaian kerja kelompok.Kerjasama
yang dapat kita lihat dalam pembalajaran kooperatif adalah kumci untuk iklim
belajar yang efektif.
Myth 2 : High-Achieving Students Are
Penalized by fWorking in Heterogenous Cooperative Learning Groups
Pembelajaran kooperatif
memberikan mamfaat bagi siswa berprestasi
rendah untuk kerja sama dengan siswa yang berprestasi tinggi. Mamfaat tersebut
baik dari segi motivasi tinggi maupun berprestasi aktual. Pembelajaran
koopertif memberi keuntungan terbesar
dalam kelompok yang heterogen yaitu mamfaat bagi siswa yang berprestasi rendah
dan selanjutnya siswa yang berprestasi sedang.
Siswa berprestasi tinggi
bermamfaat bagi rekan-rekan yang berprestasirendah dan sedang.Siswa yang
berprestasi tinggi, Bekerja lebih baik dalam kelompok kooperatif heterogen, Dari pada kompetitif dan individualistik. Kualitas
strategi penalaran yang digunakan oleh siswa berprestasi tinggi lebih tinggi
ketika mereka berada dalam situasi pembelajaran koopertif. Proses kognitif yang
terlibat melalui berbicara dan menjelaskan ( mungkin dalam beberapa cara
berbeda)materi yang sedang dipelajari dapat meningkatkan prestasi dan
mempromosikan pengembangan strategi penalaran yang tingkatnya lebih tinggi.
Dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat dengan cepat mencapai kecerdasan,
intuitif, memeriksa atau menganalisa dengan benar jawaban atas masalah,tetapi
merka mungkin tidak memiliki strategi untuk mendapatkan jawabanya.
Mamfaat lain dari partisipasi
siswa berprestasi tinggi dalam kelompok pembelajaran yang heterogen adalah
penembangan keterampilan kolaboratif dan menghasilkan persahabatan.
Myth
3 : Every Member of a Cooperative Learning Group Has to Do the Same Work and Proceed at the Same Rate
Setiap
siswa dalam kelompok pembelajaran
kooperatif dapat diberikan bahan yang berbeda untuk belajar minsalnya dikelas
matematika, masing-nasing anggota kelompaok memiliki masalahyamng berbeda
dengan pemecahan masalah yang berbeda pula.siswa yang secara akademis cacat dapat
dinilai menurut kriteria yang berbeda sehingga anggota grop yang lain tidak
dihukum. Anggota dari kelompok belajar
yang sama dapat mendiskusikan,mengedit,cek , dan saling memperbaiki pekerjaan
tanpa bekerja pada bahan yang sama atau
pada kecepatan yang sama
Myth
4 : A Single Group Grade Shared by Group Member is Not Fair
Ada beberapa penyelidikan pandangan siswa pada
keadilandari pada sistem penilaian. Ada lima temuan utama :
1. Siswa
yang kalah dalam situasi belajar
kompetitif umumnya memahami sistem penilaian
sebagai ketidak adilan dan akibatnya tidak menyukai kelas dan guru
(jonson dan jonson ,1975)
2. Sebelum
melakukan tugas sisiwa memahami sistem penilaian yang kompetitif sebagai yang
paling adil tapi setelah tugas selesai, semua anggota menerima nilai yang sama
atau hadiah dipandang sebagai yang paling adil.(deutsct,1979)
3. Siswa lebih sering mengalami pengalaman belajar
jangka panjang pengalaman koopertif dan belajar koopertif lainnya digunakan
dalamkelas mereka, maka lebih banyak siswa percaya bahwa setiap orang mencoba
memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil dalam kelas, siswa mendapatkan nilai-nilai mereka yang
layakdan bahwa sistem penilaian yang adil(jonson dan jonson,1983)
4. Siswa
yang memiliki pengalaman belajar kooperatir
lebih sukapenilaian kelompok dari pada individu(wheeler dan ryan, 1973)
5. Penilaian
kelompok memberikan pencapaian prestasi yang lebih tinggi ( dibandingkan dengan
secara indivudu) (jonson danjonson,
1975)
Myth
5 : Cooperative Learning is Simple
Hal ini jelas salah, pembelajaran
kooperatif membantu meningkatkan kualitas keaktifan dalam kelas, prestasi siswa dan kemampuan berfikir kritis dan kesejahteraan siswa jangka panjang
dan kesuksesan. Tapi ini tidak mudah untuk diterapkan. Konsep kerja kerjasama
adalah hal yang sederhana.tetapi mengganti kelas dari pebelajaran individual
pembelajaran konpetitif ke kelas yang didominasi oleh kolaborasi ini adalah proses
yang kompleks dan jangka panjang
Myth
6 : School Can Change Overnigth
Hal
ini juga salah, Perubahan datang dan pergi dangan capat, tetapi dalam penaturan ruang-ruang kelas
membutuhkan waktu untuk siswa belajar dan kerjasama dan peduli satu sama lainnya.
C.
KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif mendapat
dukungan yang kuat, namun pada kenyataannya sebagian besar dari kebanyakan
siswa yang bekerja sendiri akan mengecilkan
hatinyadan berbeda saat mereka bekerjasama
dengan kelompok mereka . Sangat jelas bahwa ada kekuatan yang kuat yang
mempromosikan kesamaan dalam mengajar.
Hambatan untuk mengubah ruang kelas menjadi tempat nyata kooperatif adalah
mitos-matos yang mendukung siswa untuk bekerja sendiri pembelajaran oleh karena
itu pelaksanaam pembelajaran koopratif adalah tidak mudah dan tidak akan
terjadi dalam satu malam.
DARTAR
PUSTAKA
Jhonson,dkk.
1984. cirles of learning.library of
congres card catalog member : 83-083395.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar