widgets

Minggu, 15 Juni 2014



MAKALAH
Tentang
MYTHS  ABOUT  COOPERATIVE LEARNING


TUGAS MATA KULIAH
PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN INDIVIDUAL





Dosen
Prof.Dr.Ungsi A O Marmai.M.Ed

Oleh
Dewi Permata Sari,S.pd
1303908



                                PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................       2 A.PENDAHULUAN......................................................................................................         3
B.   PEMBAHASAN........................................................................................................       3
C.   KESMPULAN..........................................................................................................       8         
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................       9
A.    PENDAHULUAN


 Diantara setiap pertanyaan guru dan administrator selama pelatihan pembelajaran kooperatif sebgian asumsi yang tidak benar  tentang bagaimana sekolah seharusnya dan apa yang harus dilatih untuk dilakukan siswa,oleh kerena itu  pernyataan tersebut berdasarkan asumsi yang salah dan  mengeksplorasi mitos tentang sekolah dan mengajar.
                   Dari makalah ini  akan menjelaskan  mitos-mitos  tentang pembelajaran kooperatif yang salah.selain itu makalahini juga menjalaskan alasannya.


B.     PEMBAHASAN

Myth 1 :Schools Should Emphasize Competition Because It’s a Dog-Eat-Dog World

                             Hal tersebut tidak benar.Ini adalah dunia manusia- membantu manusia. Kita menyadari manusia sebagai makhluk sosial salingmembutuhkan satu sama lain dan manusia membutuhkan kerja sama dalam berbagai aktivitasnya. Kita hidup dalam keluarga dan ditengah-tengah masyarakat dan diselenggarakan dengan kepentingan bersama.Dengan kemampuan yang dimiliki manusia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kita hidup di dunia yangsaling bergantung  berjalan terus menerus. Seperti sistem pendidikan pun melibatkan koordinasi banyak individu untuk mencapai tujuan bersama, Karena kerja sama adalah bagian integral dari eksistensi manusia.
      Untuk membuat kehidupan sekolah lebih realistis, Ruang kelas harus didominasi oleh kegiatan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajarankooperatif setiap siswabekerja sama, Dengan persaingan  dan kecepatan perubahan yang menyenangkan bagi siswa. Beberapa pekerjaan individual dikerjakan siswa secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Pembelajaran kooperatif  mempersiapkan siswa untukmelakukan pekerjaan secara bersama dengan kelompok kerjanya dan mengatur prestasi individu dan kopetensi kerjasama dengan kelompok, berkontribusi terhadap pencapaian kerja  kelompok.Kerjasama yang dapat kita lihat dalam pembalajaran kooperatif adalah kumci untuk iklim belajar yang efektif.

Myth 2 : High-Achieving Students Are Penalized by fWorking in Heterogenous Cooperative Learning Groups

                  Pembelajaran kooperatif memberikan  mamfaat bagi siswa berprestasi rendah untuk kerja sama dengan siswa yang berprestasi tinggi. Mamfaat tersebut baik dari segi motivasi tinggi maupun berprestasi aktual. Pembelajaran koopertif memberi keuntungan  terbesar dalam kelompok yang heterogen yaitu mamfaat bagi siswa yang berprestasi rendah dan selanjutnya siswa yang berprestasi sedang.
                       Siswa berprestasi tinggi bermamfaat bagi rekan-rekan yang berprestasirendah dan sedang.Siswa yang berprestasi tinggi, Bekerja lebih baik dalam kelompok  kooperatif heterogen, Dari pada  kompetitif dan individualistik. Kualitas strategi penalaran yang digunakan oleh siswa berprestasi tinggi lebih tinggi ketika mereka berada dalam situasi pembelajaran koopertif. Proses kognitif yang terlibat melalui berbicara dan menjelaskan ( mungkin dalam beberapa cara berbeda)materi yang sedang dipelajari dapat meningkatkan prestasi dan mempromosikan pengembangan strategi penalaran yang tingkatnya lebih tinggi. Dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat dengan cepat mencapai kecerdasan, intuitif, memeriksa atau menganalisa dengan benar jawaban atas masalah,tetapi merka mungkin tidak memiliki strategi untuk mendapatkan jawabanya.
                       Mamfaat lain dari partisipasi siswa berprestasi tinggi dalam kelompok pembelajaran yang heterogen adalah penembangan keterampilan kolaboratif dan menghasilkan persahabatan.




Myth 3 : Every Member of a Cooperative Learning Group Has to Do the Same Work and  Proceed at the Same Rate

Setiap siswa  dalam kelompok pembelajaran kooperatif dapat diberikan bahan yang berbeda untuk belajar minsalnya dikelas matematika, masing-nasing anggota kelompaok memiliki masalahyamng berbeda dengan pemecahan masalah yang berbeda pula.siswa yang secara akademis cacat dapat dinilai menurut kriteria yang berbeda sehingga anggota grop yang lain tidak dihukum. Anggota dari  kelompok belajar yang sama dapat mendiskusikan,mengedit,cek , dan saling memperbaiki pekerjaan tanpa bekerja pada bahan yang sama  atau pada kecepatan yang sama


Myth 4 : A Single Group Grade Shared by Group Member is  Not Fair

Ada beberapa  penyelidikan pandangan siswa pada keadilandari pada sistem penilaian. Ada lima temuan utama  :
1.     Siswa yang kalah dalam  situasi belajar kompetitif umumnya memahami sistem penilaian  sebagai ketidak adilan dan akibatnya tidak menyukai kelas dan guru (jonson dan jonson ,1975)
2.     Sebelum melakukan tugas sisiwa memahami sistem penilaian yang kompetitif sebagai yang paling adil tapi setelah tugas selesai, semua anggota menerima nilai yang sama atau hadiah dipandang sebagai yang paling adil.(deutsct,1979)
3.     Siswa  lebih sering mengalami pengalaman belajar jangka panjang pengalaman koopertif dan belajar koopertif lainnya digunakan dalamkelas mereka, maka lebih banyak siswa percaya bahwa setiap orang mencoba memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil dalam kelas,  siswa mendapatkan nilai-nilai mereka yang layakdan bahwa sistem penilaian yang adil(jonson dan jonson,1983)
4.     Siswa yang memiliki pengalaman  belajar kooperatir lebih sukapenilaian kelompok dari pada individu(wheeler dan ryan, 1973)
5.     Penilaian kelompok memberikan pencapaian prestasi yang lebih tinggi ( dibandingkan  dengan  secara indivudu) (jonson danjonson,  1975)


Myth 5 : Cooperative Learning is Simple


Hal ini jelas salah, pembelajaran kooperatif membantu meningkatkan kualitas keaktifan dalam kelas,  prestasi siswa dan kemampuan berfikir  kritis dan kesejahteraan siswa jangka panjang dan kesuksesan. Tapi ini tidak mudah untuk diterapkan. Konsep kerja kerjasama adalah hal yang sederhana.tetapi mengganti kelas dari pebelajaran individual pembelajaran konpetitif ke kelas yang didominasi oleh kolaborasi ini adalah proses yang kompleks dan jangka panjang




Myth 6 : School Can Change Overnigth

Hal ini juga salah, Perubahan datang dan pergi dangan capat,  tetapi dalam penaturan ruang-ruang kelas membutuhkan waktu untuk siswa belajar dan kerjasama dan peduli satu sama lainnya.


C.    KESIMPULAN


Pembelajaran kooperatif mendapat dukungan yang kuat, namun pada kenyataannya sebagian besar dari kebanyakan siswa yang bekerja sendiri  akan mengecilkan hatinyadan berbeda saat mereka bekerjasama  dengan kelompok mereka . Sangat jelas bahwa ada kekuatan yang kuat yang mempromosikan  kesamaan dalam mengajar. Hambatan untuk mengubah ruang kelas menjadi tempat nyata kooperatif adalah mitos-matos yang mendukung siswa untuk bekerja sendiri pembelajaran oleh karena itu pelaksanaam pembelajaran koopratif adalah tidak mudah dan tidak akan terjadi dalam satu malam.














DARTAR PUSTAKA


Jhonson,dkk. 1984. cirles of learning.library of congres card  catalog member : 83-083395.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar